Gorpcore: Dandanan Ala Pendaki

2 hari yang lalu

Gorpcore: Dandanan Ala Pendaki

Admin 2

Admin 2

@admin_2

Gaya berpakaian, atau dalam bahasa kerennya "style", kini menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia modern di seluruh dunia. Mengapa bisa begitu? Salah satu penyebab utamanya adalah tekanan dari media sosial. Meskipun ini hanya observasi umum, jika merujuk pada literatur yang ada, khususnya dari Manovich, L. (2017) dalam _Instagram and Contemporary Image_, dijelaskan bahwa pengaruh platform visual seperti Instagram sangat besar dalam membentuk dan mengubah standar estetika, termasuk dalam hal fashion dan gaya berpakaian.

Salah satu tren gaya berpakaian yang sedang naik daun saat ini adalah "gorpcore". Apa itu gorpcore? Secara sederhana, gorpcore adalah gaya fashion yang terinspirasi dari pakaian outdoor dan aktivitas alam seperti hiking, camping, atau panjat tebing. Nama "gorpcore" sendiri berasal dari akronim "Good Ol' Raisins and Peanuts" (GORP), yaitu camilan trail mix yang populer di kalangan pendaki.

Melimpahnya informasi visual mengenai aktivitas alam bebas yang tersebar di media sosial dan internet menjadikan gaya berpakaian ala anak outdoor semakin populer dan mudah diadaptasi, bahkan di kehidupan sehari-hari. Fenomena ini sebenarnya relatif baru, dan berkembang seiring pesatnya pertumbuhan platform digital. Lalu, bagaimana sebenarnya sejarah gaya ini tumbuh?

Pada awalnya, gaya outdoor berkembang sekitar tahun 1980 hingga awal 2000-an, di mana fungsi menjadi hal utama dibandingkan gaya. Brand-brand outdoor diciptakan khusus untuk keperluan aktivitas alam seperti mendaki dan memanjat tebing, dengan mengandalkan teknologi bahan seperti Gore-Tex dan fleece. Pakaian semacam ini umumnya dikenakan oleh pendaki profesional, seperti komunitas alpinis di kawasan Pegunungan Alpen.

Memasuki era 1990-an hingga awal 2000-an, gaya ini mulai masuk ke dalam subkultur kota dan dipopulerkan oleh komunitas skateboard serta hip-hop. Contohnya, grup musik dan celebrity muali sering mengenakan jaket dari brand outdoor. Sejak saat itu, pakaian outdoor mulai digunakan di luar konteks alam bebas dan menjadi bagian dari gaya urban. Istilah "gorpcore" baru muncul pada tahun 2017, pertama kali diperkenalkan oleh Jason Chen melalui situs _The Cut_. Ia menggunakan istilah ini untuk mendeskripsikan gaya berpakaian yang mengadaptasi perlengkapan outdoor ke dalam kehidupan sehari-hari. Nama "GORP" yang diambil dari camilan pendaki menjadi simbol yang merepresentasikan budaya hiking dan eksplorasi alam.

Tren ini kemudian meledak berkat dukungan media sosial seperti Instagram dan Tumblr. Outfit dengan bahan teknis seperti jaket Gore-Tex atau celana cargo menjadi viral melalui tagar #gorpcore. Influencer dan content creator pun berkontribusi besar dalam menjadikan gaya ini lebih menarik dan estetik. Sejak saat itu hingga sekarang, gorpcore menjadi tren yang sangat masif. Terlebih lagi, gaya berpakaian seperti ini semakin terlihat keren ketika dikenakan di alam terbuka dan diunggah ke media sosial. Hal ini memberikan dampak besar, baik secara sosial maupun ekonomi. Jalur-jalur pendakian kini menjadi lebih ramai dibandingkan sebelumnya. Penjualan perlengkapan outdoor juga meningkat tajam, dengan beragam variasi produk yang semakin inovatif. Yang paling membanggakan, banyak brand lokal Indonesia memanfaatkan momentum ini untuk menciptakan produk-produk berkualitas tinggi yang mampu bersaing dengan brand luar negeri.

Perbincangan seputar gorpcore juga menjadi warna tersendiri di dunia digital, menciptakan nilai (value) baru dalam lalu lintas informasi di media sosial dan internet. Jadi, menurut kamu bagaimana? Apakah gaya ini cocok dengan kepribadianmu? Atau mungkin kamu sedang merencanakan pendakian tahun ini? Siapa tahu, penampilan gorpcore-mu yang berikutnya bisa jadi inspirasi banyak orang di timeline!

Artikel lain yang mungkin anda suka